Laman

Senin, 14 Maret 2011

ONE DREAM

Siapakah Dia ?


"Namamu ?” tanya seorang cowok dengan wajah yang tidak jelas karena pantulan sinar matahari. “Aku .. namaku.. shi.. shi..” “Shina !” tiba-tiba terdengar suara seorang lelaki paruh baya memecah suasana perkenalan itu. “Ayah ?” wajah shina tampak sangat bingung. “Shina ! ayo bangun, kamu tidak sekolah?” Dalam hitungan detik, sosok cowok dihadapan shina menghilang, dan shina terbangun. “uung.. iya aku sekolah yah..” Jawab shina yang berusaha membuka kedua matanya. “Good morning sleeping beauty..” Ledek ayahnya sambil mengaduk secangkir kopi. “Ung..” Shina berjalan tak bersemangat ke arah kamar mandi.

Shina, seorang siswi sekolah menengah atas tingkat dua yang hanya hidup bersama ayahnya sejak ibunya meninggal dunia saat ia berusia enam tahun. Seorang gadis biasa berpenampilan sederhana, tak begitu cantik. Selalu menguncir rambutnya yang menutup bahu, dan berponi. Shina bersyukur masih memiliki ayah, walau kadang-kadang ayahnya sangat menyebalkan, tapi shina tetap bangga padanya.
“Ini sarapanmu..” Ucap ayah semangat sembari menghidangkan semangkuk sereal. “Terima kasih yah..” jawab shina singkat. Ayah menatap dalam-dalam wajah shina. “Se per ti nya putri ayah sedang bingung.. kenapa sayang ?” “... ah ? ga.. gapapa kok yah..” jawab shina kaget, “Yakin ?” “Ya.. yakin kok hehehe” shina memaksakan bibirnya untuk tertawa. “Hum.. baiklah..” Shina kembali melahap sarapannya sembari berfikir, ‘lagi-lagi aku mimpi bertemu cowok itu, dia itu siapa sih ?!’. Shina telah habis melahap sarapannya, dan bergegas untuk berangkat ke sekolah. “Ayaah ! aku berangkat..” “Hati-hati putriku.. !” “Namaku shina ayaah ! bukan putri..” Teriak shina jengkel.

***

Dalam perjalanan menuju sekolah, shina tak henti untuk memikirkan sosok yang ada dalam mimpinya. “Hey ! Shi, na” sapa erika teman sekelasnya. Shina tidak menghiraukan sapaan erika, ia terus berjalan lurus. “Hoooi, shinaaa” erika melambai-lambaikan tangannya di depan wajah shina, “Hooooi !!!! Shinaaa !!” erika berteriak tepat di samping daun telinga shina. “Erikaa !! gue kageet ! astaga, teriak teriak..” Ucap shina dengan nada tinggi. “Lagian, gue panggil ga nengok-nengok..” balas erika sambil cemberut, “Gue lagi bingung niih .. !” Shina mengerutkan keningnya. “Bingung ? bingung kenapa ?” “Gini, akhir-akhir ini, gue sering banget mimpi..” “Tiap hari gue juga mimpi..” celetuk erika. “Dengerin gue duluu !” bentak shina, “Hehehe, oke oke terus ?” “Nah, mimpinya itu tuh sama mulu.. gue ketemu cowok, dan dia nanya..” “Nanya ?” “Iya, dia bilang namamu .. ?” “Erika” sambung erika dengan wajah polos. “E.. eri !!! aaah, bodoh banget sih, tau ah nyebelin ah..” Shina mempercepat langkahnya dan meninggalkan erika. “Ada yang salah ya ? Shina, shina tunggu..”

***

Saat pelajaran, shina berusaha untuk menggambar wajah sosok cowok di mimpinya. “Aaaarrggh..” Shina mencoret-coret gambar buatannya. ‘Aduuh, siapa sih lo.. nyasar ke mimpi gue ! bikin gue penasaran aja !’ ucap shina dalam hati. Shina menjadi tidakk konsentrasi dengan pelajaran matematikanya. Shina memandang langit dari jendela kelasnya, dengan tatapan kosong, dan akhirnya shinapun terlelap.
“Hey, kamu lagi..” sapa seorang cowok yang wajahnya terpantul sinar, “...” entah kenapa, shina tidak bisa mengucapkan sepatah katapun, “Namamu siapa ?” sosok cowok itu kembali bertanya. “Shina !” Terdengar suara bapak-bapak yang sedikit membentak “Shina !” “Aku shina, kamu siapa?” Shina terbangun dan mengigau. Seluruh teman-teman di kelasnya melihat ke arah shina dan menertawainya. Dengan suara yang sangat menggelegar, “Saya bapak rendra guru matematikamu ! Kerjakan soal nomor dua di papan tulis, SEKARANG !” shina diam sejenak, dan “... Haaaah ?!”.
‘Cowok sialan ! gara-gara dia aku jadi linglung, gara-gara dia aku tertidur, gara-gara dia aku mengigau, gara-gara dia aku berdiri di sini mengerjakan soal matematika yang ga aku mengerti ! aarrrgghh !’ Shina terus menggerutu sepanjang pelajaran.

***

Tak terasa, tujuh jam sudah ia belajar di sekolah dan tujuh jam sudah ia menekuk wajahnya. “Shina, lo ga apa-apa ?” tanya erika menghampiri shina “Kelihatannya hari ini lo lagi kesel banget, muka lo.. kusut..” lanjut erika. “ga.. ga kenapa-kenapa kok.. gua mau ke taman bermain dulu..” Shina bergegas meninggalkan sekolah.
‘Klontang’ suara kaleng minuman bersoda yang ditendang oleh shina. Shina duduk di atas ayunan sambil memasang wajah kesal sekaligus bingung. “Pengganggu ! Pengganggu ! Pengganggu ! aaarrrgghh !” Shina berteriak-teriak di taman bermain yang sepi itu. “Gue akan buat perhitungan sama cowok itu ! gue sebel !!” ‘Brak’ shina membanting tasnya. “Akan gue maki-maki tuh cowok ! Gue harus ketemu dia di mimpi, malam ini ! Harus !! aaaarrrgghh.... !” “Heii ! Berisik ! Ga tau orang lagi tidur siang ya !!” Suara seorang ibu yang rumahnya tak jauh dari taman. “Kalau mau teriak-teriak jangan disini ! mengganggu saja..” Lanjutnya. Wajah shina tampak ketakutan “Ma... ma.. maaf ..” Ucap shina dengan suara yang sangat lembut.

this is shina or this is me ?

this is shina or this is me ?
viel art