Laman

Senin, 09 Mei 2011

My Vampire

previous story

'wuss' Miki membuka selimut yang menutupi laki-laki itu di belakang tempat tidurnya. "Kyaaa! Sebaiknya kau pakai selimut itu!" "Haaah.. merepotkan saja.." Ucap laki-laki itu dengan santai "Apa?! merepotkan ?! Gatau diri! Kau kemanakan miko?!"
"Miko miko.. jangan seenaknya memberi nama, aku itu punya nama!"
"Heh! siapa juga yang memberimu nama! cowok mesum!"
"Heeh..! kau yang memungutku, jadi kau yang harus tanggung jawab!"
"Hei.. !! si.." "Yang kau panggil miko ya aku, yang kamu pungut tadi itu aku!" laki-laki itu memotong ucapan miki.
"Aku memungut kelelawar bukan cowok mesum tanpa busana sepertimu! memangnya aku buta..!" "Kelelawar itu ya aku, bodoh!" Keadaan hening seketika.

CHAPTER 2

"Ga!Ini ga mungkin.." Miki terlihat sangat kebingungan, "Gini ya, sebodoh-bodohnya aku, seekor hewan ga mungkin berubah jadi manusia!" tangannya menunjuk-nunjuk wajah laki-laki yang hanya dililit oleh kain selimut itu.
"Haaah.. terserah, sekarang berikan aku pakaian" "Tidak mau" "Berikan aku pakaian..!" laki-laki itu memaksa "Aku bilang aku tidak mau!" "Memangnya aku budakmu.." lanjut miki dengan nada rendah.

"Yasudah kalau begitu, aku akan melepas selimut ini.." "Kyaaaa! Iya iya! Aku akan ambilkan baju untukmu!" "Nah, begitu kan mudah.." "Merepotkan"

'BRAK!' Miki membanting pintu kamarnya. Dengan mengendap-endap miki masuk ke kamar ibunya, "Syukurlah, ibu sedang tidak di kamar" 'Krieeet' pelan-pelan miki membuka pintu lemari milik ibunya. "Semoga baju ayah masih ada.." Miki memilah-milah baju milik ayahnya "Baju apa yang pas untuknya ya.. merepotkan, untung saja dia tampan.. haaaaah.."

"Haa.. haaaatchiu~ Lama sekali sih dia" Laki-laki tak berbusana itu menggosok-gosok hidung dengan jari telunjuknya. 'Brak' "Nih.." Miki melemparkan satu set pakaian, lengkap dengan pakaian dalamnya. "Lama banget sih!" "Ah, bawel! Masih untung aku pinjamkan, cepat pakai!" Perintah miki, laki-laki itu hanya menatap miki dengan serius "Aa.. apa lihat-lihat.." wajahnya mulai memerah, "Kau mau aku pakai baju ini didepanmu? baiklah.." "Tu.. tunggu dulu, aku keluar dulu!" 'BRAK!' Lagi-lagi miki membanting pintunya, laki-laki itu hanya tertawa kecil melihat tingkah miki yang gugup.

'Krieek' laki-laki itu membuka pintu kamar, "Hoi, sudah.." "Ah.. I..iya" miki mulai memasuki kamarnya sendiri, berdua dengan laki-laki yang sebelumnya adalah seekor kelelawar.

"Kau punya saudara laki-laki?" tanya laki-laki itu membuka pembicaraan, "Tidak, aku anak tunggal.." jawab miki lembut "Lalu ini..?" laki-laki itu mengangkat T-shirt yang dipakainya, "Oh.. itu, itu baju mendiang ayahku" jawab miki sambil duduk di kursi "Mendiang?" "Ayahku meninggal saat aku masih berumur tujuh tahun" "Oh.. Maaf" Miki hanya menjawab dengan mengangkat kedua bahunya.

Suasana berubah hening saat itu, kegugupan miki hilang begitu saja, sepertinya ia sedikit terbiasa dengan kehadiran laki-laki itu. Laki-laki yang sudah memakai baju itu dengan santai duduk diatas tempat tidur miki, "Hey.." panggil laki-laki itu. Miki mengangkat kepalanya "Aku lapar.." "Kau,aarrrggh.. merepotkan!!" Laki-laki itu hanya melihat miki berjalan keluar kamar.

Tak lama kemudian, miki kembali dengan baki berisi makan malam dan sekaleng jus. "Ini, cepat makan!" miki menaruh baki makanan diatas meja belajarnya, laki-laki itu menepuk kepalanya sendiri, "Bodoh, kalau itu, kau saja yang makan.." "Maumu apa sih?! mau pilih-pilih makanan? pergi saja ke restaurant sana!" "Kau ini, sini, berikan tanganmu!" tanpa izin, laki-laki itu meraih tangan kanan miki, "Ma.. ma mau apa kau?!" dengan sigap, laki-laki itu menggigit tangan kanan miki, perlahan miki merasakan darah di tangannya bergerak ke arah gigitan laki-laki itu.

"A.. Aw!!!" Miki menarik tangannya, "Apa-apaan sih!" laki-laki itu menghapus darah yang masih ada dimulutnya. Miki sangat terkejut melihat apa yang dilakukan laki-laki itu, lalu ia melihat tangan kanannya yang berlumuran darah dengan mata terbelalak, "Salahmu sendiri menarik paksa tanganmu, aku kan belum menghentikan aliran darahnya.." laki-laki itu memalingkan tubuhnya dengan santai, tiba-tiba 'Bruk' dengan terkejut laki-laki itu membalikkan tubuhnya.

"Ya ampun!" laki-laki itu segera menggendong tubuh miki yang tak sadarkan diri, membaringkannya diatas tempat tidur dan dengan segera menghentikan aliran darah yang keluar dari tangan miki. "Dasar payah, baru dihisap sedikit saja sudah pingsan.." ucap laki-laki itu sambil berjalan kearah balkon, dan menutup pintu kaca kamar miki.

***

"Huaaah.." Saat bangun di pagi harinya, miki langsung melihat kearah sekitarnya, memastikan apakah kejadian yang ia alami semalam adalah mimpi atau memang kenyataan. Perlahan miki turun dari tempat tidurnya. "Ah!" Miki sedikit terkejut kakinya menyentuh tangan yang terkulai lemas, "Ternyata bukan mimpi.." ucap miki sambil menatap laki-laki yang tidur bersandar di kasurnya. "Wajahnya, lucu juga.. hihihi" Miki segera mengambil selimut di kasurnya, dan menyelimuti laki-laki yang sudah menghisap darahnya.

"Ibu.. Aku berangkat sekolah" "Hati-hati ya.."

Baru kali ini miki mengawali hari dengan senyum lebar di bibirnya, sambil memegang sekantung kue yang akan diberikannya pada rey, ia berjalan dengan penuh semangat menuju sekolah.
'brak!' "Selamat pagi rey!!" Rey yang baru kali ini melihat miki sangat ceria sangat bingung mendapatinya, "Ini hutangku, kue buatanku sendiri..!" miki menyerahkan bungkusan kue itu, dengan speechless rey menerimanya. Tanpa banyak omong, miki segera meninggalkan ruang perpustakaan.
Kemudian Rey memperhatikan sebungkus kue ditangannya, "Kue buatan sendiri ya? ini sih cupcake yang biasa aku beli di toko depan, dasar miki" tetap saja rey melahap habis kue itu, walaupun bukan buatan tangan miki.

Di rumah, laki-laki itu membuka matanya, mendapati miki tak berada dikamarnya. Dia panik sampai ia melihat satu halaman buku tulis yang ditinggalkan di atas meja belajar.


Perasaannya lega setelah membaca surat dari miki. "Jadi namanya miki.." laki-laki itu tersenyum kecil.

TO BE CONTINUED

Minggu, 08 Mei 2011

My Vampire

CHAPTER 1

'Drap drap drap' "Huh! Kenapa juga harus aku yang kena hukum" Miki terus menggerutu sepanjang jalan. Perpustakaan adalah tempat tujuannya. "Haaaaah" Miki menghela nafas panjang dan segera membuka pintu perpustakaan. 'Krieet' 'Brak!' dibantingnya pintu perpustakaan sebagai pelampiasan kekesalan miki. "Miki, miki .. kau lagi" sapa Rey pengurus perpustakaan yang juga teman semasa kecil miki. "Pasti sedang pelajaran bahasa inggris kan? hahaha.." lanjutnya sambil meledek. "Diam kau!!" sahut miki ketus, miki berjalan menuju ke rak-rak buku yang sudah menantinya. "Sepertinya disitu bukan tempat kamus" ucap Rey sambil menaruh dagu ditangannya. "Aaah! Terkutuk dengan kamus!" "Hahaha.. berapa kosa kata lagi yang harus kamu salin?" " Aaaaah! Untuk saat ini, tolong! Jangan bahas itu!!" Teriak miki kesal. Bersamaan dengan itu, rey menarik secarik kertas dan menulis sesuatu "Miki!" panggil rey sambil memperlihatkan tulisannya 'JANGAN BERISIK' "Bagaimanapun ini perpustakaan.." lanjutnya sambil meminum secangkir kopi. "Aku tak habis pikir kenapa aku harus kenal dengan orang seperti kau!" balas miki dengan nada sinis "Takdir tak bisa dipungkiri.." Rey mengambil sebuah majalah dan mulai membacanya.

Miki mulai menjelajahi seluruh rak buku satu-persatu sambil sesekali melirik ke arah rey yang asik membaca majalah bulanan. Sampai ia terhenti pada satu buku, tak banyak pikir miki segera membuka buku itu dan membacanya dengan tenang. Sudah lebih dari satu jam pelajaran miki berada di perpustakaan membaca buku temuannya itu. 'BRAK!' Sontak, rey menoleh ke arah pintu. Seorang guru bertubuh tegap berjalan menghampiri miki yang tengan serius membaca buku.
"Sedang baca apa?!" Guru itu berdiri tepat di belakang miki.Ia hafal betul suara yang menggelegar itu. Pelan-pelan miki memutar tubuhnya, memastikan apa benar suara tadi adalah suara guru bahasa inggrisnya.
"Apa yang sedang kamu baca !?" pak guru tak segan merebut buku yang berada di meja miki.
"Cara memelihara hewan buas" pak guru membaca judul buku itu, "Apa ini ?! Memangnya kau mau pelihara apa?! Harimau? Macan? Otakmu saja tidak becus!"
"Ma.. ma.."
"Kamu pikir untuk apa bapak menyuruhmu kesini hah?!" "sa.. saya.."
"Maaf pak, buku itu saya yang memeberikannya pada miki" Rey memotong ucapan miki, "Tolong jangan kamu berikan anak ini buku yang aneh-aneh" wajah miki berubah bingung menatap rey.
"Sekarang, miki! Kerjakan tugas yang bapak suruh! Satu jam lagi, bapak mau tugas itu sudah ada di meja bapak!" "I.. iya pak.." Jawab miki ketakutan.

Guru bahasa inggris itu segera meninggalkan perpustakaan. 'Blam!' ia membanting kencang pintu perpustakaan.

Keadaan menjadi hening seketika
"Terima kasih" Ucap miki halus "Untuk apa?" tanya rey singkat
"Sudah menolongku.." "Merasa tertolong? kalau begitu aku minta im..." "Pulang sekolah nanti aku traktir!" lanjut miki dengan nada sedikit kesal "Aku tidak minta ditraktir" "Apa maumu ?!" "Buatkan aku kue" "Hah?! Memasak nasi saja aku belum pernah!" "Bukan urusanku.."
"Aku menyesal berterima kasih padamu" Rey hanya membalas dengan senyum tipis di bibirnya.

***

'Klontang' Dengan sangat lamban miki berjalan pulang sambil menendang kaleng minuman soda.
"Betapa sialnya hari ini, dihukum saat pelajaran bahasa inggris, disuruh buat kue, dimarahi guru, pulang sore karena dapat pelajaran tambahan.. Aaah tak pernah ada yang istimewa dalam hidupku!!" miki terus bergumam sendirian.

"Aku pulaang.." "Selamat datang.." sambut ibu, "Kamu dapat pelajaran tambahan lagi?" "Begitulah.." tanpa banyak bicara miki langsung masuk ke dalam kamar. "Selamat malam ayah.." sapa miki terhadap foto mendiang ayahnya. "Haaaaaahh..." miki segera merebahkan tubuhnya diatas kasur "Buat kue, aku mana bisa" ia memiringkan tubuhnya sambil berpikir, "Aaah! Untuk apa aku susah-susah buat kue, beli saja dan bilang kalau itu buatanku!" miki kemudian berdiri dan menghadap cermin yang tinggi sambil bergaya "Yeah miki kau memang jenius!!" 'Drap drap drap' miki menuruni tangga, buru-buru mandi dan segera keluar rumah.

"Miki! Mau kemana kamu?" "Toko kue sebentaaar..!" Teriak miki sambil berlari keluar rumah.

"Hmm.. kira-kira kue apa ya yang cocok" miki memilih-milih kue yang ada di toko itu. "Permisi, ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang penjaga toko kue, "Hmm.. aku mau beli kue, yang kira-kira itu terlihat seperti buatan sendiri, ada?" wajah penjaga toko itu berubah bingung setelah ditanya seperti itu.
"Bagaimana kalau choco cupcake?"
"Itu yang seperti apa?" "Kue coklat biasa.." "Oh, oke, itu saja, aku beli lima saja deh"
"Dua puluh lima ribu rupiah, terima kasih.." ucap kasir toko 'Slab' pintu geser otomatis tertutup.

"Sial, aku pikir tak semahal ini.." miki merapihkan uang kembalian dari toko kue itu, tiba-tiba saja ia melihat sesuatu di dekat pot bunga toko itu. "Apa itu?" Miki mencoba untuk mendekati benda tersebut, perlahan ia memperhatikan benda itu dan "Wow! ini.. ini kan.. aku bawa pulang saja ah.." miki segera pergi dari situ dan pulang dengan membawa benda yang ia temukan tadi. "Aku pulang.." 'drap drap drap' dengan cepat miki menaiki tangga, dan masuk kekamarnya.
'Srak' ia menaruh belanjaannya dengan kasar diatas kasur, ia langsung duduk di depan meja belajarnya dan menaruh benda tersebut diatasnya.
"Kamu kasihan sekali.." "Hmm.. aku namakan kamu apa ya" Sejenak miki berpikir "Ah! Miko, hihi kamu cowok atau cewek ya? ah sudahlah" Benda tersebut terlihat sangat tak berdaya.
"Kamu lapar ya..?" Miki langsung mengambil kantong plastik yang ada di kasurnya, dan membuka satu cupcake yang dibelinya tadi. Ia mencuil kecil cupcake itu, dan memaksa benda itu memakannya. "Kamu ga mau ini ya? haaah.." miki sangat kebingungan, dan segera meraih handphonenya.

'Hei! Kelelawar itu makannya apa sih?'

Send to Rey

Delivered

Tak sabar miki terus melihat handphonenya

'dret dret' handphone miki akhirnya bergetar

'beri saja ia darah hahaha'

"Darah ya?" miki melihat ke arah benda yang tadi ia pungut di depan toko yang ternyata adalah seekor kelelawar. "Baiklah! aku akan menolongmu miko!!" Miki kemudian menutup handphone flipnya dan mengobrak abrik laci meja belajarnya. "Ini dia jarum penitinya!"

Dengan sangat yakin, ia menusukkan jarum peniti ke ujung jari telunjuknya 'cus' "aw.." Setitik darah keluar dari jarinya, dengan sigap ia langsung membuka mulut kelelawar itu, dan memasukkan jadi telunjuknya.

Tiba-tiba saja mata kelelawar itu terbuka dan terlihat segar, miki mulai merasakan darahnya dihisap oleh kelelawar itu yang terlihat semakin membesar. Miki speechless melihat keadaan kelelawar itu. Lima menit sudah darahnya dihisap, dan "Haa... Haaaaaah.. Kyaaaaaaaaa!!!!!"
Miki teriak sekencang-kencangnya bak melihat hantu.

Bagaimana tidak, kelelawar kecil yang tak berdaya tiba-tiba berubah menjadi seorang laki-laki yang tak berbusana berada diatas meja belajarnya. 'drap drap drap' "Ada apa miki?" Tanpa mengetuk ibu langsung masuk ke kamar putrinya yang sedang histeris. "Aku tertusuk jarum.." dengan sangat pandai miki menyembunyikan keadaan itu. "Ah, ibu pikir kamu kenapa, buat kaget saja" "hehehe" miki memasang tampang tanpa dosa didepan ibunya. 'blam' ibu keluar dari kamar miki.

'wuss' Miki membuka selimut yang menutupi laki-laki itu di belakang tempat tidurnya. "Kyaaa! Sebaiknya kau pakai selimut itu!" "Haaah.. merepotkan saja.." Ucap laki-laki itu dengan santai "Apa?! merepotkan ?! Gatau diri! Kau kemanakan miko?!"
"Miko miko.. jangan seenaknya memberi nama, aku itu punya nama!"
"Heh! siapa juga yang memberimu nama! cowok mesum!"
"Heeh..! kau yang memungutku, jadi kau yang harus tanggung jawab!"
"Hei.. !! si.." "Yang kau panggil miko ya aku, yang kamu pungut tadi itu aku!" laki-laki itu memotong ucapan miki.
"Aku memungut kelelawar bukan cowok mesum tanpa busana sepertimu! memangnya aku buta..!" "Kelelawar itu ya aku, bodoh!" Keadaan hening seketika.


to be continued

Rabu, 04 Mei 2011

exist only in my dreams, or they really real?

Kalian pasti pernah dengar, apa itu lucid dreaming bukan ? ya, keadaan dimana kita sadar bahwa kita sedang bermimpi. Lucid dreaming bisa juga disebut 'Dreambending' atau pengendalian mimpi. Dimana kita sebagai dewa dalam mimpi kita sendiri, dan tentu saja itu tidak semudah yang kalian bayangkan. Kita harus membuat alam bawah sadal kita tetap bangun, sedangkan seluruh raga kita tertidur.

Oke, bukan itu yang ingin aku bicarakan. Apa kalian pernah mendengar 'Alter Ego' ? Alter Ego adalah Kepribadian ganda terbentuk dari rasa traumatik masa kecil yang biasanya terjadi antara umur 4-6 tahun. Penderita menghibur diri sendiri dari sesuatu yang menyakitkan dengan menciptakan kepribadian lain buat menampung semua perasaannya. Dengan kata lain anak berusaha melindungi dirinya dari hal yang kurang mengenakan yang pernah dialami.


Nah, sekarang. aku punya sedikit cerita yang berhubungan dengan keduanya. Lucid Dreaming dan Alter Ego.

Aku pernah mempunyai seorang teman yang mengaku bahwa dia pernah melakukan lucid dreaming. Walaupun tidak sering, tapi dia pernah melakukannya, bahkan ia berkenalan dengan seseorang dalam mimpinya, dan berlanjut. Diapun, mengakui bahwa ada sesuatu yang sedikit aneh dalam dirinya. Ia terkadang tidak menyadari suatu hal yang terjadi pada dirinya, terlebih saat ia merasa tertekan.

Dan pada suatu hari, dia bercerita padaku. Saat ia tertidur, dan bermimpi (saat itu ia tidak melakukan lucid dreaming) tetapi ia merasakan bahwa saat itu dalam mimpinya seperti kenyataan. Di dalam mimpinya itu, ia bertemu dirinya sendiri dalam sosok laki-laki (temanku itu perempuan) dengan wajah sedikit pucat, menatapnya dan tersenyum. Sosok itu sama sekali tidak berbicara sedikitpun. Ia juga tidak dapat berbicara sepatah katapun.

Selang beberapa hari, ia juga mendapat mimpi yang terlihat seperti nyata, bahkan ia dapat merasakan setuhan dari benda-benda di sekelilingnya. Ia mengaku bahwa ia bermimpi berada di sebuah rumah dan terdapat beberapa orang disana. Ia melihat ada satu orang laki-laki remaja yang kelihatannya laki-laki itu adalah biang onar karena terlihat dari wajahnya yang tersenyum licik terhadap temanku itu.

Ia melihat tangan laki-laki itu ditarik paksa oleh seorang perempuan yang usianya lebih dewasa darinya, sekitar 21-23 lah. Perempuan dewasa itu tadi terlihat seperti ingin memarahinya, terlihat dari wajahnya yang kesal dan sepertinya ia bersifat sangat tegas terhadap apa yang terjadi. Dan, kalian tau, perempuan dewasa itu tadi memiliki wajah yang sama persis seperti temanku itu. Hanya saja perempuan dewasa itu lebih tegas dan cenderung emosian.

Terpaku oleh itu, temanku tiba-tiba digandeng oleh seorang anak kecil dan mengajaknya jalan-jalan. Lagi-lagi, anak kecil itu memiliki wajah yang sama persis dengannya. Mereka berempat (dengan laki-laki di mimpi sebelumnya) seperti bersaudara. "WOW !" kataku "ini seperti sebuah cerita dalam sebuah film, mimpi ini penuh dengan teka-teki!!"

Anak kecil itu tak banyak bicara, hanya saja ia terlihat sangat manja. Tak perlu ditanya lagi, temanku itu sangat bingung, apakah ini ada kaitannya dengan menghilangnya kesadaran temanku saat merasa tertekan dan posisinya digantikan oleh orang-orang di dalam mimpinya itu (alter ego)? atau Mereka itu adalah saudara-saudaranya ? atau Orang-orang yang ingin bertemu dengannya ? ataukah itu hanya mimpi ?

mungkin orang-orang awam akan mengatakan "Ah, mimpi cuma mimpi itu hanya bunga tidur"
tetapi mereka juga bisa mengatakan "Mungkin kamu sedang memikirkan dirimu sendiri, makanya semuanya seperti dirimu"

Percaya atau tidak, aku menganggap mereka itu dalah 'Alter Ego'

Based on TRUE STORY

delianti

this is shina or this is me ?

this is shina or this is me ?
viel art