Laman

Rabu, 15 Mei 2013

Do you also have the same feeling?

Digi telah kembali ke pelukan Akai sejak pelarian hari itu, kini ia tidak berniat untuk kembali meninggalkan rumah sama sekali. Pikirnya, ia akan selalu bersama Akai sampai kapanpun. Semakin hari, semakin tumbuh perasaan di hatinya, bukan hanya tidak ingin meninggalkan rumah tapi Digi semakin tidak ingin kehilangan Akai. Ia menjadi terlalu posesif dengan Akai, bahkan ia selalu menaruh curiga pada Akai. Sifat terlalu egois mulai menyelimuti hatinya. Digi selalu ingin Akai berada di sampingnya kapanpun dia mau, pikirnya Akai adalah milikku aku tidak rela siapapun menyentuhnya.

Sampai suatu saat, Akai pergi bersama mantan kekasihnya hanya untuk melepas penat. Seperti biasa, Digi hanya duduk termenung di rumah menunggu kepulangan Akai yang sedang bersenang-senang. Sifat kekanak-kanakan Digi mulai menjalar di tubuhnya. Digi terus menerus menghubungi telepon genggam milik Akai untuk memastikan bahwa yang berharga miliknya tidak melakukan hal yang tak diinginkan. Sampai Akai merasa mulai terganggu dengan sikap Digi, ia-pun mematikan telepon genggamnya. Digi yang sejak tadi merasa sangan cemas dan gelisah semakin tidak karuan. Bayangan atas apa yang sedang Akai lakukan sudah tidak terbendung.

Akhirnya, menjelang tengah malam Akai-pun pulang. Ia melihat Digi yang sedang menggenggam telepon rumah terlelap tidur di sofa ruang tamu. Ia duduk tepat di samping Digi, kemudian mengusap kepalanya dengan lembut. Digi sadar akan hal itu dan terbangun, "Dari mana saja?" tanya Digi. "Abis jalan" Akai menjawabnya ddengan santai dan tersenyum. "Uhm, kenapa handphone-mu tidak aktif?" Digi mulai mengintrogasi, "Uh? Batre-nya low", "U-uhm" Digi melihat ke arah bawah. "Sudah tidur saja sana, aku capek mau tidur juga", "Uh!" Digi menarik tangan Akai, "Kenapa?", "Jangan tidur dulu!", "Aku capek banget" Akai tegas. "Aku masih mau ngobrol denganmu!" Digi mulai memaksa, "Aku perlu istirahat, besok aku ada kelas pagi", Digi mulai meregangkan dekapannya. "Okay?" Akai-pun meninggalkan Digi sendirian di ruang tamu.

Digi mulai merasa cemburu dengan orang-orang yang bisa banyak menghabiskan waktu dengan Akai. Ia sangat tidak rela yang berharga miliknya di rebut begitu saja."Akai bodoh! Kenapa kau selalu tak acuh denganku? Kenapa kau tidak pernah hanya memandangku saja?! Kenapa kau dengan mudah menuruti kata-kata orang lain? Sedangkan, denganku saja kau enggan untuk sekedar ngobrol. Kalau kau seperti ini untuk apa aku tinggal disini?!", "Aku juga punya kehidupan, temanku bukan cuma kau! Kau jangan jadi egois seperti itu!", "Ini tidak adil, kenapa aku tidak pernah diistimewakan?", "Sifatmu kekanakan", "Aku seperti ini karna...", "Apa?", "Aku..... Mencintaimu", ". . . . ."

Digi meluapkan perasaannya, Akai hanya membalasnya dengan sebuah pelukan. "Hiks.." Digi mulai menangis, "...Kalau kau tidak memerlukan aku lagi, lebih baik aku pergi" Ucap Digi, "Jangan, tetaplah disini, aku janji aku tidak akan meninggalkanmu", "Tapi kau punyaku", "Iya, aku milikmu", "Aku tidak mau siapapun menyentuhmu" Digi menjadi seperti bukan Digi yang biasanya.

Kini ia mulai berubah menjadi gadis kekanakan, egois, dan menyebalkan. Ia tau akan hal itu, dan ia juga merasa tidak nyaman dengan sifat yang tiba-tiba menguasainya itu. Ia hanya tidak ingin hatinya sakit untuk kesekian kalinya, ia hanya ingin merasakan bagaimana bahagia bersama orang yang disayanginya. Digi berusaha untuk kembali seperti Digi yang biasanya, yang tidak peduli Akai pergi dengan siapa dan tidak peduli jam berapa Akai pulang ke rumah. Mulai sulit baginya untuk tidak peduli kepada Akai.

Apa yang harus aku lakukan? Digi selalu memikirkannya, rasa ingin memiliki yang berlebih, rasa ingin selalu mendengar suara Akai, dan rasa sayangnya terhadap Akai kini meluap tak terbendung.

Ne, Akai do you also have the same feeling like me? If not, I'll back to be my old self. Aku akan berusaha kembali menekan perasaan ini dan bersikap seakan tidak terjadi apapun. Aku tau diriku yang sekarang ini sangat menyebalkan dan egois, aku juga tidak nyaman dengan diriku yang sekarang. Jadi, tenang saja semua akan kembali seperti semula. :) 

Aku hanya butuh beradaptasi kembali dan siap ditinggalkan. ^^


Digi_

Tidak ada komentar:

this is shina or this is me ?

this is shina or this is me ?
viel art